“Ya ampun, yang bener aja Pur, mosok potongan mendoannya kecil-kecil banget kayak gini sih!” Seketika berondongan komentar pedas dari Emak meluncur deras tanpa bisa kujeda sedikit pun. Emak tampak gusar setelah melihat hasil tempe mendoan yang baru saja kuangkat dari penggorengan tampilannya tak sesuai dengan ekspektasinya. “Aduuuh, apa kata Edy nanti kalo lihat tempe hasil gorenganmu ukurannya macam ini. Kayak orang susah aja sih kita, menjamu tamu jauh kok sembarangan kayak gini. Sudah deh nanti ayamnya Emak aja yang potong!” Duh, rasanya panas hatiku mendengar omelan Emak tadi. Tapi, meskipun kesal hati, tetap kembali kulanjutkan menggoreng racikan tempe berbalur tepung yang masih tersisa di dalam mangkok adonan mendoan di hadapanku. “Ish, kejadian lagi deh yang kayak gini ... “ sungutku dalam hati. Meskipun dongkol, sebenarnya di dalam hati aku sedikit menyesal juga, kenapa tadi tidak mendengarkan baik-baik pesan Emak saat memintaku menyiapkan potongan tempe yang pantas ...
Tempatnya berbagi tips, artikel dan karya fiksi. Semoga bisa menginspirasi. Salam Aksara, Salam Literasi. Mari menjadi salah satu dari pembuat perubahan.